Cari Blog Ini

Minggu, 15 Mei 2016

Untuk Wanita yang Terluka Hatinya





Aku adalah lelaki yang sungguh mencintaimu, tak perlu kau tanyakan lagi, hari inipun aku siap mempersuntingmu, menjadikanmu ibu dari anak- anakku. Menjadikanmu sahabat hingga akhir dunia ini, bahkan dunia selanjutnya. Tapi mau diapakan lagi, bahwa sesungguhnya cinta terkadang bisa menjadi dilemma berkepanjangan, rasa menjadi sesuatu yang sulit untuk kufahami saat ini, karena pada dasarnya cinta bukanlah sekedar urusan kita berdua, tapi juga urusan semua keluarga.

Kemarin kita dipertemukan,oleh seorang kerabat. Saat itulah aku melihatmu pertama kali, wanita berkulit putih dengan semu merah di pipinya. Kau tampak malu-malu, dan itulah yang semakin membuatku yakin untuk mempersuntingmu. Kita memang terpisah jarak yang jauh, pertemuan selanjutnya hanya melalui dunia maya.tapi aku tahu kau telah sangat yakin terhadap diriku, seseorang yang akan menjadi calon imammu. 

Tapi kenyataannya perasaan yang sama sama kita rasakan tak menadapat restu mereka, ini bukan tentang kedua orang yang telah merawatku, tapi tentang manusia yang sama-sama terlahir dari sebuah rahim. Mereka menolakmu, entah apa yang mereka fikirkan, kenapa mereka tak menyukai gadis sepertimu. Aku juga tak habis fikir betapa mereka sangat picik, sampai menilai seseorang hanya dari luar, tanpa mau mengenal dari dalam.


Pada akhirnya kuceritakan semua padamu, tapi kau hanya diam, dan memilih untuk tak berkata apa apa. Aku merasa amat berdosa pada dirimu, bila hanya memberikan harapan semu. Ingin ku ajak kau berlari bersama, memulai kehidupan baru tanpa mereka. Tapi kau menolaknya, dan secara perlahan-lahan menghilang tanpa jejak. 

Dan kini yang tersisa diantara kita hanya sebuah memori yang tak bisa kuhapus dari ingatan. Aku mencintaimu, dan ingin hidup bersamamu, namun pada akhirnya kita harus seperti ini, menjalani hidup sendiri sendiri, maafkan aku yang hanya menoreh harapan semu, dan membuat harapan palsu. Aku ingin tetap mempertahankan pilihanku tanpa intervensi dari siapapun tapi ternyata kau berbeda, bagimu hubungan bukan tentang kita berdua, tapi juga mereka. Semoga kau selalu bahagia, bersama lelaki yang kelak menjadi imam abadimu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar