Cari Blog Ini

Senin, 16 April 2018

Katarsis : Sedikit Cerita Tentang Bullying


Hi Fellas!
Setelah beberapa waktu aku membiarkan blog ini tanpa kepastian, finally aku balik lagi. Pengalaman pribadiku kali ini akan aku bagikan lewat tulisan ini
 P.S : listening  'So Far Away, Agust D (Suga BTS) Ft. Suran is Recomended
PREFACE
Jadi seperti yang tertera di bio, aku adalah seorang introvert dengan kadar pesimistik, negative thinking, serta rendah diri yang akut. Selama bertahun-tahun aku berjuang melawan rasa minder, perundungan, serta efek dari culture shock yang aku alami semasa SD. Seiring berjalannya waktu, serta mengubah beberapa mindset aku 'menjadi aku' di masa kini. Meskipun masih ada residu serta bekas-bekasnya tapi seenggaknya beberapa kepribadian negatifku berkurang secara signifikan.
Semasa SD, aku mengalami perundungan a.k.a bullying. Entah kenapa teman-temanku menjauhiku, padahal sebelumnya kita lumayan dekat. Ada juga beberapa anak laki-laki yang melakukan kekerasan fisik, aku juga pernah dikerjain habis-habisan. Aku bingung aja kenapa mereka membuat space diantara kami dan menjadi jahat seperti itu. Mereka menjauhiku tanpa penyebab yang jelas. Belakangan aku tahu ternyata mereka cuma gak suka aja ada pindahan anak dari kota.  

Fyi, dulu ortuku itu kerjanya pindah-pindah. Beberapa kali aku mengalami culture shock, dari yang gak bisa Bahasa Indonesia dipaksa ngomong Bahasa Indonesia. Giliran aku sudah lancar Bahasa Indonesia dan lupa Bahasa Jawa, aku dipaksa ngomong pake Bahasa Jawa, please, aku dulu masih kecil buat memahami ini semua. Selama masa culture shock itu aku mulai mengembangkan kepribadian introvert, lebih nyaman sendiri aja, jadi aku tidak perlu basa basi dan ngomongin hal yang gak penting.


Ketika kamu melabeli seseorang dengan kata berbeda,
saat itu pula kamu tidak memanusiakan dia.


Culture shock serta perundungan membuatku nyaman menyendiri. Meski disekolah aku sering dikucilkan, 'didepak' dari lingkaran pertemanan, dan dilabeli berbeda, aku tetep fokus sekolah, fokus belajar. Waktu itu aku cuma mikir aja "sekarang kamu itu sendiri, jadi gak akan ada yang nolongin kamu pas ulangan" karena pikiran ini aku jadi fokus belajar, bukan karena ngejar rangking. Aku cuma pengen pas ulangan gak perlu nyontek, karena emang gak ada yang bakalan nyontekin, wkwk. Untungnya aja aku juga bukan tipe anak yang suka . Aku lebih nyaman sendiri. Mengurung diri di kamar, sendirian. Saat itulah aku bisa fokus belajar.
 

Mereka sering melabeli aku berbeda, entah gaya pakaian, gaya bicara, dan yang paling menyakitkan ketika mereka ngomongin di belakang dan nyindir. Pas dengerin aku marah, tapi aku sadar aku gak punya power buat ngerobek mulut mereka. Serba-salah, aku marah, dan merasa jadi orang paling goblok di dunia. Sampai hari ini aku paling benci pelajaran olahraga, yah karena pas pelajaran itu aku merasa lemah, secara aku paling gak bisa volly dan olahraga lainnya. Untung kuliah gak ada olahraga haha.

A good book is a good friend

Pas SD kelas 4, aku menemukan kata-kata ini di LKS Matematika. Pulang sekolah aku langsung pinjem kamus ke sepupu buat nerjemahin kalimat ini. Then, akhirnya aku akan punya teman yang gak bakalan ninggalin aku begitu aja, yang gak bakalan mengeluarkan aku dari hidupnya, yang bakalan menerima aku apa adanya, dan pastinya bikin aku bakalan lebih pinter. Dan hari-hari selanjutnya temen-temenku sih buku-buku yang ada di perpustakaan SD. Buku-buku kakak sepupuku yang ada digudang juga jadi teman-teman setia. Kalian tahu, saat itulah aku merasa gak butuh manusia jahat yang cuma bisa ngediemin aku tanpa penjelasan, hehe.


Gara-gara keranjingan baca buku, aku dari peringkat 9 bisa naik signifikan ke peringkat 3. Sebenernya sih aku gak bangga-bangga banget, secara kualitas SD di kota sama desa kan beda. Pas di SD dikota aja, nilaiku pas banget kisaran 6 kalo gak gitu 7. Lagian di SD itu dulu membudaya sekali contek-mencontek. Memasuki masa sekolah selanjutnya aku memutuskan semua kontak dengan temen SD kecuali satu orang yang dulu gak terlalu membully aku. Lagian aku pengen membukaa lembaran baru tanpa berisi orang yang suka mendepak orang seenaknya sendiri, hehe.

Hikmah yang aku dapatkan
Positive Effect
Gara-gara dibully aku menjadi suka buku. 
Aku gak bisa bayangin kalo aku punya banyak teman, pastinya aku bakalan alergi buku kayak kebanyakan kenalanku di sekolah. Cuma modal cantik dan hits doang tapi otak kosong. See, diantara mereka cuma beberapa yang kuliah dan bener-bener tertarik sama belajar. Untung aja dulu aku kalian kucilkan jadi aku bisa kenalan sama buku-buku dan fokus mengembangkan potensi dari pada keluyuran sana sini. Thank You So Much!!

Karena Bullying fungsi empatiku berjalan normal.
Dulu aku termasuk anak yang apatis pake banget. Sampe sekarang juga masih sih. Tapi aku sekarang mudah sekali terhubung dengan orang-orang yang tak dianggap, dan orang-orang yang tak didengarkan. Aku pendengar yang baik sih selama ini. Memang sih aku gak bakat ketika harus ngomong dihadapan banyak orang. Tapi kalo deepth conversation aku bakalan menjadi pendengar dengan perasaan yang hangat #promosibanget 

Negative Efect
Aku menjadi sulit menjalin hubungan dengan manusia lain.
Bener banget, mending ngomong sama kucing dari pada berurusan dengan manusia. Kadang aku suka serba salah menghadapi manusia. Salah ngomong, efeknya bisa besar banget. Ngomong jujur, efeknya kamu bakalan dijauhi. Kadang aku suka capek aja kalo harus pasang kalimat-kalimat fake buat nyenengin orang. Haha, tapi itu dulu sekarang sih cuma sekali dua kali.
 
Min Yoongi you da real MVP!
Menjadi over sensitif dan over thinking, terlebih dengan urusan yang berhubungan dengan orang lain. 
Disatu sisi I want to be my self, tapi dilain sisi aku gak pengen orang lain tersakiti dengan ucapan dan perkataanku, pada akhirnya aku sering terlalu overthinking saat ada temen yang tiba-tiba berubah perilakunya ketika ada aku. Yeah it's tiring. Aku kadang suka capek aja menghadapi pikiranku sendiri. Aku juga menjadi over sensitif, kadang sedikit perilaku orang yang gak sesuai dengan value dan normaku bisa sedikit melukaiku. Aku jadi trauma ditolak yah, jadi dari pada ditolak aku lebih sering menghindar #beneraniniharushealing Sampai sekarang pun aku sering tiba-tiba menghilang dan gak mau kontak sama siapa pun. Tapi kalo udah balik normal aku bakalan kembali dengan ketawa-ketiwi.
Sering dicap ANSOS dan banyak yang menilai aku sombong judes, dan jahat
Kalo ini sih jelas banget, gak perlu diceritain lagi. Aku memang gampang capek aja kalo menemui banyak orang. Rasanya itu kayak habis jadi kuli bangunan. Habis ketemu orang banyak sampe kost biasanya aku langsung terkapar aja, haha. Kayaknya sih ini emang bawaan dari sifat introvert kali yaa, hehe
Mulut sarkastik
 
Jujur banyak temenku yang nangis pas aku ngomong, secara gak sadar banyak omonganku yang asal nyeplos. Setelah aku baca-baca ternyata hal ini dipicu oleh beberapa faktor salah satunya bullying itu tadi. Yeah well, untuk sekarang kalo gak terdesak banget, aku gak bakalan mengomentari, terutama sama cewek-cewek berhati lembut, tsaaahhh

This is my story, what about you? Capek ngetik terus. Bagikan kisahmu juga ya! Aku akan senang kalo kalian mau berbagi cerita juga di kolom komentar.

See ya!


2 komentar:

  1. Jangan mau dibully, jangan bertindak sebagai orang yang introver
    Salam blogger!!
    ( www.putsept.site )

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, terima kasih semangatnya gan, salam blogger:))

      Hapus