Cari Blog Ini

Senin, 18 September 2017

We Don’t Talk Anymore~ Sepenggal Kisah Belum Lupa



                            We  Don’t  Talk Anymore~ Sepenggal Kisah Belum Lupa

Dia yang pernah singgah dan hadir dalam hidup. Sekedar mampir untuk menulis cerita dalam buku harian, dan bila waktunya tiba ia akan pergi. Ada yang pergi untuk kembali, ada juga yang pergi. Pergi untuk selamanya.  Ada banyak kisah tentang orang yang berlalu lalang dalam hidup, namun tidak seperti kisah yang satu ini.


Malam riuh di kota Metropolitan selalu mengungkit-ngungkit kisah itu. Mungkin itu kisah kesukaannya. Pagi dengan hiruk-pikuk kota pun juga terkadang memanggil-manggil namanya kembali dalam ingatan. Dia yang kini cukup dikenang. Cukup diingat. Cukup diikhlaskan.  Mengapa teori dan praktiknya begitu berbeda. Pada kenyataannya terkadang masih ada bagian yang bertanya-tanya
what was all of it for?
Yang pergi biasanya tak kembali. Pada akhirnya aku hanya bisa mengambil kesimpulan
We don’t talk anymore
We don’t love anymore
Jarum jam menunjukkan pukul 01.00 WIB. Semua kesibukkan bisa mengalihkan dari kisah itu. Mata kembali mencari-cari celah. Dimanakah gerangan lelaki itu?? Pada akhirnya aku hanya bisa mengelus dada. Sekian lama masih saja aku tak bisa melakukan sama seperti yang dia lakukan.
Why I can’t move on
just the way you did so easily
Dahulu percakapan itu selalu menemani malam-malam. Rindu. Aku ingin merasakan sesak ketika kau menyapaku. Lagi dan lagi.  Pada akhirnya kau telah menemukan dia. Dia yang selama ini kau cari-cari. Seharusnya akau tahu dari awal bahwa mungkin saja kisah yang selama ini mengusik hari-hari ini adalah permainan bagimu.
I overdosed should’ve known your love was game~


Aku kini ingin menyapamu :
Hi ~ we don’t talk anymore like we used to do !!!


P.S :
Surabaya, 18 September 2017