We Don’t Talk Anymore~ Sepenggal Kisah Belum Lupa
Dia yang pernah singgah dan hadir dalam hidup.
Sekedar mampir untuk menulis cerita dalam buku harian, dan bila waktunya tiba
ia akan pergi. Ada yang pergi untuk kembali, ada juga yang pergi. Pergi untuk
selamanya. Ada banyak kisah tentang
orang yang berlalu lalang dalam hidup, namun tidak seperti kisah yang satu ini.
Malam riuh di kota Metropolitan selalu mengungkit-ngungkit kisah itu. Mungkin
itu kisah kesukaannya. Pagi dengan hiruk-pikuk kota pun juga terkadang
memanggil-manggil namanya kembali dalam ingatan. Dia yang kini cukup dikenang.
Cukup diingat. Cukup diikhlaskan. Mengapa
teori dan praktiknya begitu berbeda. Pada kenyataannya terkadang masih ada
bagian yang bertanya-tanya
what was all
of it for?
Yang pergi biasanya tak kembali. Pada
akhirnya aku hanya bisa mengambil kesimpulan
We don’t
talk anymore
We don’t
love anymore
Jarum jam menunjukkan pukul 01.00 WIB. Semua
kesibukkan bisa mengalihkan dari kisah itu. Mata kembali mencari-cari celah.
Dimanakah gerangan lelaki itu?? Pada akhirnya aku hanya bisa mengelus dada.
Sekian lama masih saja aku tak bisa melakukan sama seperti yang dia lakukan.
Why I can’t
move on
just the way
you did so easily
Dahulu percakapan itu selalu menemani malam-malam.
Rindu. Aku ingin merasakan sesak ketika kau menyapaku. Lagi dan lagi. Pada akhirnya kau telah menemukan dia. Dia
yang selama ini kau cari-cari. Seharusnya akau tahu dari awal bahwa mungkin
saja kisah yang selama ini mengusik hari-hari ini adalah permainan bagimu.
I overdosed
should’ve known your love was game~
Aku kini ingin menyapamu :
Hi ~ we don’t
talk anymore like we used to do !!!
P.S :
Surabaya, 18 September 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar