Hi Fellas!
Setelah
beberapa waktu aku membiarkan blog ini tanpa kepastian, finally aku balik lagi. Pengalaman pribadiku kali ini akan aku
bagikan lewat tulisan ini
P.S : listening 'So Far Away, Agust D (Suga BTS) Ft. Suran is Recomended
PREFACE
Jadi seperti
yang tertera di bio, aku adalah seorang introvert dengan kadar pesimistik, negative
thinking, serta rendah diri yang akut. Selama bertahun-tahun aku berjuang
melawan rasa minder, perundungan, serta efek dari culture shock yang aku
alami semasa SD. Seiring berjalannya waktu, serta mengubah beberapa mindset aku
'menjadi aku' di masa kini. Meskipun masih ada residu serta bekas-bekasnya tapi
seenggaknya beberapa kepribadian negatifku berkurang secara signifikan.
Semasa SD,
aku mengalami perundungan a.k.a bullying. Entah kenapa teman-temanku
menjauhiku, padahal sebelumnya kita lumayan dekat. Ada juga beberapa anak
laki-laki yang melakukan kekerasan fisik, aku juga pernah dikerjain
habis-habisan. Aku bingung aja kenapa mereka membuat space diantara kami dan
menjadi jahat seperti itu. Mereka menjauhiku tanpa penyebab yang jelas. Belakangan
aku tahu ternyata mereka cuma gak suka aja ada pindahan anak dari kota.
Fyi, dulu
ortuku itu kerjanya pindah-pindah. Beberapa kali aku mengalami culture shock, dari
yang gak bisa Bahasa Indonesia dipaksa ngomong Bahasa Indonesia. Giliran aku
sudah lancar Bahasa Indonesia dan lupa Bahasa Jawa, aku dipaksa ngomong pake
Bahasa Jawa, please, aku dulu masih kecil buat memahami ini semua. Selama masa
culture shock itu aku mulai mengembangkan kepribadian introvert, lebih nyaman
sendiri aja, jadi aku tidak perlu basa basi dan ngomongin hal yang gak penting.
Ketika kamu
melabeli seseorang dengan kata berbeda,
saat itu pula kamu tidak memanusiakan
dia.
Culture shock
serta perundungan membuatku nyaman menyendiri. Meski disekolah aku sering dikucilkan,
'didepak' dari lingkaran pertemanan, dan dilabeli berbeda, aku tetep fokus
sekolah, fokus belajar. Waktu itu aku cuma mikir aja "sekarang kamu itu sendiri,
jadi gak akan ada yang nolongin kamu pas ulangan" karena pikiran ini aku
jadi fokus belajar, bukan karena ngejar rangking. Aku cuma pengen pas ulangan
gak perlu nyontek, karena emang gak ada yang bakalan nyontekin, wkwk. Untungnya
aja aku juga bukan tipe anak yang suka . Aku lebih nyaman sendiri.
Mengurung diri di kamar, sendirian. Saat itulah aku bisa fokus belajar.
Mereka sering
melabeli aku berbeda, entah gaya pakaian, gaya bicara, dan yang paling
menyakitkan ketika mereka ngomongin di belakang dan nyindir. Pas dengerin aku marah,
tapi aku sadar aku gak punya power buat ngerobek mulut mereka. Serba-salah, aku
marah, dan merasa jadi orang paling goblok di dunia. Sampai hari ini aku paling
benci pelajaran olahraga, yah karena pas pelajaran itu aku merasa lemah, secara aku paling gak bisa volly dan olahraga lainnya. Untung kuliah gak ada olahraga haha.
A good book
is a good friend
Pas SD kelas
4, aku menemukan kata-kata ini di LKS Matematika. Pulang sekolah aku langsung
pinjem kamus ke sepupu buat nerjemahin kalimat ini. Then, akhirnya aku akan
punya teman yang gak bakalan ninggalin aku begitu aja, yang gak bakalan mengeluarkan
aku dari hidupnya, yang bakalan menerima aku apa adanya, dan pastinya bikin aku
bakalan lebih pinter. Dan hari-hari selanjutnya temen-temenku sih buku-buku
yang ada di perpustakaan SD. Buku-buku kakak sepupuku yang ada digudang juga
jadi teman-teman setia. Kalian tahu, saat itulah aku merasa gak butuh manusia jahat
yang cuma bisa ngediemin aku tanpa penjelasan, hehe.
Gara-gara
keranjingan baca buku, aku dari peringkat 9 bisa naik signifikan ke peringkat 3.
Sebenernya sih aku gak bangga-bangga banget, secara kualitas SD di kota sama desa
kan beda. Pas di SD dikota aja, nilaiku pas banget kisaran 6 kalo gak gitu 7. Lagian
di SD itu dulu membudaya sekali contek-mencontek. Memasuki masa sekolah
selanjutnya aku memutuskan semua kontak dengan temen SD kecuali satu orang yang
dulu gak terlalu membully aku. Lagian aku pengen membukaa lembaran baru tanpa
berisi orang yang suka mendepak orang seenaknya sendiri, hehe.
Hikmah yang aku dapatkan
Positive Effect
Gara-gara dibully aku menjadi suka buku.
Aku gak bisa bayangin kalo aku punya banyak teman,
pastinya aku bakalan alergi buku kayak kebanyakan kenalanku di sekolah. Cuma
modal cantik dan hits doang tapi otak kosong. See, diantara mereka cuma
beberapa yang kuliah dan bener-bener tertarik sama belajar. Untung aja dulu aku
kalian kucilkan jadi aku bisa kenalan sama buku-buku dan fokus mengembangkan
potensi dari pada keluyuran sana sini. Thank You So Much!!
Karena
Bullying fungsi empatiku berjalan normal.
Dulu aku
termasuk anak yang apatis pake banget. Sampe sekarang juga masih sih. Tapi aku
sekarang mudah sekali terhubung dengan orang-orang yang tak dianggap, dan
orang-orang yang tak didengarkan. Aku pendengar yang baik sih selama ini. Memang sih
aku gak bakat ketika harus ngomong dihadapan banyak orang. Tapi kalo deepth
conversation aku bakalan menjadi pendengar dengan perasaan yang hangat #promosibanget
Negative Efect
Aku menjadi sulit
menjalin hubungan dengan manusia lain.
Bener
banget, mending ngomong sama kucing dari pada berurusan dengan manusia. Kadang
aku suka serba salah menghadapi manusia. Salah ngomong, efeknya bisa besar
banget. Ngomong jujur, efeknya kamu bakalan dijauhi. Kadang aku suka capek aja kalo
harus pasang kalimat-kalimat fake buat nyenengin orang. Haha, tapi itu dulu sekarang
sih cuma sekali dua kali.
|
Min Yoongi you da real MVP! |
Menjadi over
sensitif dan over thinking, terlebih dengan urusan yang berhubungan dengan
orang lain.
Disatu sisi I want to be my self, tapi dilain sisi aku gak pengen
orang lain tersakiti dengan ucapan dan perkataanku, pada akhirnya aku sering terlalu
overthinking saat ada temen yang tiba-tiba berubah perilakunya ketika ada aku.
Yeah it's tiring. Aku kadang suka capek aja menghadapi pikiranku sendiri. Aku juga menjadi over sensitif, kadang sedikit
perilaku orang yang gak sesuai dengan value dan normaku bisa sedikit melukaiku.
Aku jadi trauma ditolak yah, jadi dari pada ditolak aku lebih sering menghindar
#beneraniniharushealing Sampai sekarang pun aku sering tiba-tiba menghilang dan
gak mau kontak sama siapa pun. Tapi kalo udah balik normal aku bakalan kembali
dengan ketawa-ketiwi.
Sering dicap
ANSOS dan banyak yang menilai aku sombong judes, dan jahat.
Kalo ini sih jelas
banget, gak perlu diceritain lagi. Aku memang gampang capek aja kalo menemui
banyak orang. Rasanya itu kayak habis jadi kuli bangunan. Habis ketemu orang
banyak sampe kost biasanya aku langsung terkapar aja, haha. Kayaknya sih ini emang
bawaan dari sifat introvert kali yaa, hehe
Mulut sarkastik
Jujur banyak
temenku yang nangis pas aku ngomong, secara gak sadar banyak omonganku yang asal
nyeplos. Setelah aku baca-baca ternyata hal ini dipicu oleh beberapa faktor
salah satunya bullying itu tadi. Yeah well, untuk sekarang kalo gak terdesak
banget, aku gak bakalan mengomentari, terutama sama cewek-cewek berhati lembut,
tsaaahhh
This is my
story, what about you? Capek ngetik terus. Bagikan kisahmu juga ya! Aku akan
senang kalo kalian mau berbagi cerita juga di kolom komentar.
See ya!